Breaking News
Loading...
Kamis, 09 Juli 2020

Millennium Development Goals (MDGs) atau dalam bahasa Indonesia diterjemahkan menjadi Tujuan Pembangunan Milenium, adalah sebuah paradigma pembangunan global, dideklarasikan Konferensi Tingkat Tinggi Milenium oleh 189 negara anggota Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) di New York pada bulan September 2000. Dasar hukum dikeluarkannya deklarasi MDGs adalah Resolusi Majelis Umum Perserikatan Bangsa Bangsa Nomor 55/2 Tangga 18 September 2000, (A/Ris/55/2 United Nations Millennium Development Goals)

Deklarasi berisi komitmen negara masing-masing dan komunitas internasional untuk mencapai 8 buah sasaran pembangunan MDGs sebagai satu paket tujuan yang terukur untuk pembangunan dan kesejahteraan rakyat. Semua negara yang hadir dalam pertemuan tersebut juga berkomitment untuk mengintegrasikan MDGs sebagai bagian dari program pembangunan nasional dalam upaya menangani penyelesaian terkait dengan isu-isu yang sangat mendasar tentang pemenuhan hak asasi dan kebebasan. Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO) bekerja dengan komunitas internasional untuk pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium (MDGs).

Menuru Peter, Stalker (2008) Pengertian Millennium Development Goals (MDGs) atau dalam bahasa Indonesia diterjemahkan menjadi "Tujuan Pembangunan Milenium", adalah sebuah paradigma pembangunan global yang dihasilkan dari kesepakatan antar kepala negara beserta perwakilan dari 189 negara anggota Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) di kota New York, Amerika Serikat pada bulan September tahun 2000. Semua negara yang hadir dalam pertemuan tersebut berkomitmen untuk mengintegrasikan MDGs sebagai bagian dari program pembangunan nasional dalam rangka menangani penyelesaian terkait dengan isu-isu yang sangat mendasar tentang pemenuhan hak asasi, kebebasan manusia, perdamaian, keamanan, dan pembangunan.

Deklarasi ini adalah kesepakatan anggota PBB mengenai sebuah paket arah pembangunan global yang dirumuskan dalam beberapa tujuan MDGs, yaitu sebagai berikut:

-       Menanggulangi kemiskinan serta kelaparan

-       Mencapai Pendidikan dasar untuk semua kalangan

-       Mendorong kesetaraan gender serta pemberdayaan perempuan

-       Menurunkan angka kematian pada Anak

-       Meningkatkan kesehatan Ibu

-       Memerangi penyakit HIV/AIDs, malaria serta penyakit menular lainnya

-       Memastikan kelestarian lingkungan hidup

-       Membangun kemitraan global untuk pembangunan

Setiap negara yang berkotmitmen dan menandatangani perjanjian diharapkan membuat laporan MDGs. Pemerintah Indonesia melaksanakannya dibawah koordinasi Bappenas dibantu dengan Kelompok Kerja PBB dan telah menyatakan laporan MDG pertamanya yang ditulis dalam bahasa Indonesia dan kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris untuk menunjukan rasa kepemilikan pemerintah indonesia atas laporan tersebut. Tujuan Pembangunan Milenium ini menjabarkan upaya awal pemerintah untuk menginventarisasi situasi pembangunan manusia yang terkait dengan pencapaian tujuan MDGs, mengukur dan menganalisa kemajuan seiring dengan upaya menjadikan pencapaian pencapaian menjadi kenyataan, sekaligus mengidentifikasi dan meninjau kembali kebijakan-kebijakan dan program-program pemerintah yang dibutuhkan untuk memenuhi tujuan in. Dengan tujuan utama mengurangi jumlah orang dengan pendapatan dibawah upah minimum regional antara tahun 1990 dan 2015. Laporan ini menunjukan bahwa indonesia berada dalam jalur untuk mencapai tujuan tersebut, namun pencapaiannya lintas provinsi tidak seimbang

Tahun 2012 telah dideklarasikan sebagai countdown (hitung mundur) tahap akhir pencapaian MDGs. Tahapan ini penting untuk mengevaluasi dan menilai seberapa jauh capaian negaranegara anggota PBB dalam upaya global penanggulangan kemiskinan, seperti yang telah dideklarasikan dalam Millennium Development Goals. Secara reguler, PBB juga telah menyelenggarakan Millennium+10 Summit pada bulan September 2010 dan menghasilkan sejumlah dokumen dan komitmen untuk mengakselerasi pencapaian MDGs di tahun 2015. Evaluasi periodik dalam UN Millennium+ 10 tahun 2010 yang menghasilkan dokumen berjudul ”Keeping the Promise: United to Achieve the Millennium Development Goals” masih tetap mengeluarkan sejumlah janji yang memerlukan kerja ekstra keras untuk mencapainya pada tahun 2015.

Menurut Budhis, Utami (2015) Dalam berbagai laporan regional dan global, Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat keberhasilan yang kurang memuaskan dalam mencapai MDGs. Berkali-kali, dalam Progress Report MDGs kawasan Asia dan Pasifik, Indonesia masih masuk kategori negara yang lamban langkahnya dalam mencapai MDGs pada tahun 2015. Sumber kelambanannya ditunjukkan dari masih tingginya angka kematian ibu melahirkan, belum teratasinya laju penularan HIV-AIDS, makin meluasnya laju deforestasi, rendahnya tingkat pemenuhan air minum dan sanitasi yang buruk serta beban utang luar negeri yang terus menggunung (MDGs Progres Report in Asia and the Pacific, UNESCAP, 2010). Fakta muram ini juga diperkuat dengan makin merosotnya kualitas hidup manusia Indonesia sebagaimana yang dilaporkan di Human Development Index (Indeks Pembangunan Manusia/IPM). Untuk menanggapi hal tersebut, pemerintah Indonesia telah melakukan berbagai upaya yang strategis. Peta jalan untuk percepatan pencapaian MDGs di Indonesia telah dituangkan dalam Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2010 mengenai Percepatan Penanggulangan Kemiskinan.

 

Indikator Keberhasilan Pembangunan Sektor Perikanan

 

Indikator keberhasilan pembangunan perikanan adalah penurunan kemiskinan. Ini berarti bahwa, dengan memahami kemiskinan dan akar penyebabnya, keberhasilan pembangunan dapat diukur. Salah satu sektor pembangunan yang masih menanggung beban kemiskinan yang besar adalah perikanan dan kelautan. Penanggulangan kemiskinan nelayan sering menemui kesulitan, karena perikanan merupakan suatu sistem yang sangat kompleks. Kemiskinan nelayan, berkaitan dengan penurunan hasil tangkapan dan kerusakan ekosistem perairan, yang pada hakikatnya merupakan suatu proses sebab akibat yang tidak dapat terpisahkan. Dengan demikian, proses pembangunan perikanan perlu memperhatikan keterkaitan subsistem tersebut secara bersama-sama.

Sebagai indikator keberhasilan pembangunan perikanan, kemiskinan nelayan pada dasarnya mengandung multidimensi aspek (Tain, 2011), tetapi bila ditinjau dari penyebabnya, kemiskinan nelayan dibedakan menjadi tiga, yaitu kemiskinan struktural, kemiskinan superstruktural dan kemiskinan kultural (Nikijuluw, 2001). Kemiskinan struktural, merupakan kemiskinan yang disebabkan karena pengaruh faktor atau variabel eksternal diluar individu nelayan, yaitu struktur sosial ekonomi masyarakat, ketersediaan insentif atau disinsentif pembangunan, ketersediaan fasilitas pembangunan, ketersediaan teknologi dan ketersediaan sumberdaya pembangunan khususnya sumberdaya alam. Adapun kemiskinan superstruktural adalah kemiskinan yang disebabkan karena variabel-variabel kebijakan makro yang tidak begitu kuat berpihak pada pembangunan nelayan.

Variabel-variabel tersebut diantaranya kebijakan fiskal, kebijakan moneter, ketersediaan hukum dan perundang-undangan, kebijakan pemerintahan yang diimplementasikan dalam proyek dan program pembangunan yang melekat, inheren dan menjadi gaya hidup nelayan (kultural). Pada sisi yang lain, ada beberapa aspek kultural yang menyebabkan nelayan sulit keluar dari kemiskinan karena ketidaksadaran atau ketidaktahuannya. Beberapa variabel kemiskinan kultural adalah tingkat pendidikan, pengetahuan, adat, budaya, kepercayaan, kesetiaan pada pandangan-pandangan tertentu serta ketaatan pada panutan. Kemiskinan kultural ini sulit diatasi terutama karena pengaruh panutan (baik yang bersifat formal, maupun informal) yang sangat menentukan keberhasilan upaya-upaya pengentasan kemiskinan kultural. Dibawah ini Skema Indikator Metrik Terkait

Tujuan pembangunan kelautan dan perikanan adalah pembangunan kelautan dan perikanan yang Berdaya saing dan berkelanjutan untuk kesejahteraan masyarakat, adalah sebagai berikut

1.    Meningkatkan Produksi dan Produksivitas Usaha Kelautan dan Perikanan. Pencapaian tujuan ini ditandai dengan:

-       Meningkatkan peran sektor kelautan dan perikanan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional;

-       Meningkatkan kapasitas sentra-sentra produksi kelautan dan perikanan yang memiliki komoditas unggulan;

-       Meningkatkan pendapatan.

2.    Berkembangnya Diversifikasi dan Pangsa Pasar Produk Hasil Kelautan dan Perikanan. Pencapaian tujuan ini ditandai dengan:

-       Meningkatkan ketersediaan hasil kelautan dan perikanan;

-       Meningkatkan branding produk perikanan dan market share di pasar luar negeri;

-       Meningkatkan mutu dan keamanan produk perikanan sesuai standar.

3.    Terwujudnya Pengelolaan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan secara Berkelanjutan. Pencapaian tujuan ini ditandai dengan:

-       Terwujudnya pengelolaan konservasi kawasan secara berkelanjutan;

-       Meningkatnya nilai ekonomi pulau-pulau kecil;

-       Meningkatnya luas wilayah perairan Indonesia yang diawasi oleh aparatur pengawas Kementrian Kelautan dan Perikanan.

 

Indikator capaian yang didapat adalah:

1.    Meningkatnya peranan sektor kelautan dan perikanan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Indikator Kinerja Utama (IKU) pencapaian sasaran strategis ini adalah meningkatnya persentase pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) perikanan.

2.    Meningkatnya kapasitas sentra-sentra produksi kelautan dan perikanan yang memiliki komoditas unggulan. Indikator Kinerja Utama (IKU) pencapaian sasaran strategis ini adalah meningkatnya produksi perikanan tangkap, perikanan budidaya, dan garam rakyat.

3.    Meningkatnya pendapatan. Indikator Kinerja Utama (IKU) pencapaian sasaran strategis ini adalah meningkatnya Nilai Tukar Nelayan/Pembudidayaan Ikan.

4.    Meningkatnya ketersediaan hasil kelautan dan perikanan. Indikator Kinerja Utama (IKU) pencapaian sasaran strategis ini adalah meningkatnya konsumsi ikan per kapita.

5.    Meningkatnya branding produk perikanan dan produk perikanan dan market share di pasar luar negeri. Indikator Kinerja Utama (IKU) pencapaian sasaran strategis ini adalah meningkatnya nilai ekspor hasil perikanan.

6.    Meningkatnya mutu dan keamanan produk perikanan sesuai standar. Indikator Kinerja Utama (IKU) pencapaian sasaran strategis ini adalah menurunnya jumlah kasus penolakan ekspor hasil perikanan per negara mitra.

7.    Terwujudnya pengelolaan konservasi kawasan secara berkelanjutan. Indikator Kinerja Utama (IKU) pencapaian sasaran strategis ini adalah tugas Kawasan Konservasi Perairan yang dikelola secara berkelanjutan.

8.    Meningkatnya nilai ekonomi pulau-pulau kecil. Indikator nKinerja Utama (IKU) pencapaian sasaran strategis ini adalah jumlah pulau-pulau kecil, termasuk pulau-pulau kecil terluar yang dikelola.

9.    Meningkatnya luas wilayah perairan Indonesia yang diawasi oleh aparatur pengawas Kementrian Kelautan dan Perikanan. Indikator Kinerja Utama (IKU) pencapaian sasaran trategis ini adalah persentase wilayah perairan bebas illegal fishing dan kegiatan yang merusak SDKP

Menuru Tain, A (2011) Pembangunan kelautan dan perikanan adalah pembangunan kelautan dan perikanan yang Berdaya saing dan berkelanjutan untuk kesejahteraan masyarakat.

 

Pembangunan Sektor Perikanan Menunjang Keberhasilan MDGs

 

Ikan sudah memberikan kontribusi penting bagi keamanan pangan dan gizi 200 juta orang dan memberikan penghasilan bagi lebih dari 10 juta nelayan, petani dan pengusaha skala kecil yang terlibat dalam produksi, pemrosesan, dan perdagangan ikan. Selain itu, ikan telah menjadi komoditas ekspo, dengan nilai ekspor yang cukup tinggi. Namun manfaat ini beresiko karena eksploitasi stok ikan alami telah mencapai batas, manajemen perikanan dan perdagangan semakin menargetkan pasar global, dan akuakultur belum memenuhi potensinya sebagai sumber utama pasokan ikan untuk benua. Ini adalah tantangan yang luar biasa, tetapi juga kesempatan untuk memanfaatkan sumber daya manusia dan fisik yang ada untuk mengembangkan ekonomi ikan yang berkelanjutan di benua ini. Dengan memanfaatkan peluang ini, ada potensi besar untuk investasi dalam pengembangan perikanan untuk memberikan kontribusi vital dalam memenuhi MDGs..

Kontribusi perikanan untuk MDGs ada dua jenis: kontribusi langsung ke tujuan spesifik dan dukungan tidak langsung untuk semua tujuan melalui peningkatan mata pencaharian. Ini adalah kekuatan perikanan, dan khususnya perikanan skala kecil, yang memungkinkan jutaan nelayan miskin, pengolah dan pedagang untuk mendiversifikasi strategi mata pencaharian mereka berdasarkan pendapatan dan keterampilan komersial sementara pada saat yang sama memasok sejumlah besar orang miskin konsumen dengan nutrisi penting.

 

Memberantas kemiskinan ekstrem dan kelaparan

-       90% dari nelayan miskin dan 1 miliar orang mengandalkan ikan sebagai miliknya sumber protein utama

-       Mempekerjakan perikanan skala kecil lebih dari 32 juta orang (90% pekerja ikan)

-       Memancing adalah keamanan sosial bersih untuk banyak dari yang termiskin dalam masyarakat

-       Menggabungkan berkelanjutan manajemen perikanan dan memancing komunitas pembangunan nasional dan strategi pengentasan kemiskinan adalah intervensi utama

Mencapai pendidikan dasar universal

-       Kemiskinan dan penghasilan tidak teratur adalah penyebab utama pendidikan rendah pencapaian

-       Tingkat kehadiran di sekolah lebih tinggi wanita memiliki penghasilan mandiri

-       Mendukung pendapatan wanita melalui keterlibatan dalam perikanan dan akuakultur telah meningkatkan pengeluaran tentang pendidikan anak

Mempromosikan kesetaraan gender dan memberdayakan perempuan

-       Perempuan adalah peserta kunci di perikanan skala kecil sektor di seluruh dunia

-       Sekitar 5 juta wanita di Indonesia memperoleh penghasilan dari perdagangan ikan

-       Melibatkan wanita dalam skala kecil tambak dan perikanan berbasis masyarakat manajemen menjadi faktor kunci keberhasilan

Mengurangi angka kematian anak

-       Sekitar 40% kematian dikaitkan dengan kekurangan gizi

-       Ikan adalah sumber utama nutrisi penting, terutama bagi orang miskin

-       Asam lemak omega-3 tidak cukup dari ikan dikaitkan dengan berat lahir rendah dan gangguan fungsi otak

Tingkatkan kesehatan ibu

-       Konsumsi ikan selama kehamilan dan laktasi meningkatkan nutrisi dan kesehatan status ibu

-       Bahkan proporsi yang signifikan wanita hamil beresiko asupan DHA yang tidak memadai dari ikan

-       Peningkatan nutrisi berkurang kerentanan terhadap penyakit

 

Memerangi HI V / AIDS, malaria dan lainnya penyakit

-       Komunitas nelayan memiliki tingkat HIV / AIDS tertinggi di Afrika

-       Komunitas nelayan adalah strategi kunci titik masuk untuk dukungan HIV / AIDS

-       Budidaya skala kecil di Afrika pertanian mengurangi beban tenaga kerja di Indonesia Rumah tangga terdampak AIDS dan membaik nutrisi

Pastikan lingkungan keberlanjutan

-       Banyak ikan vital sumber daya dieksploitasi secara berlebihan disebabkan oleh kurang tepat rezim manajemen

-       Degradasi habitat kompromi produktivitas banyak sistem perikanan

-       > 58% terumbu karang sekarang rusak atau dihancurkan

-       Akuakultur bergantung semakin banyak ikan makan sebagai input

Kembangkan global kemitraan untuk pengembangan

-       Kemitraan dagang memiliki potensi tinggi sebagai kendaraan untuk mencapai

-       Tujuan Milenium Untuk 11 orang produk ikan negara berkontribusi lebih dari 10% total nilai ekspor

-       Perdagangan ikan Utara-Selatan tumbuh sebesar 45% dari 1990 - 2000 dan di $ 18 miliar melebihi lebih tradisional expor pertanian

 

Menurut Budhis, Utami (2015) MDG didukung melalui berbagai program di tingkat nasional, regional dan global. Walaupun tidak terlalu dalam dalam mengidentifikasi perikanan sebagai sektor investasi, terbukti ini menjadi tujuan sebagian bergantung pada pengembangan perikanan yang kuat dan berfokus pada kemiskinan. Kontribusi langsung dari perikanan ke PDB sangat tinggi. Namun, di beberapa daerah dengan perikanan pedalaman artisanal yang kuat, manfaat bagi perekonomian nasional tersebar melalui sejumlah besar produsen skala kecil. Ini, bagaimanapun, membentuk tulang punggung banyak ekonomi lokal dan menghasilkan pendapatan besar bagi pemerintah daerah. Mencakup produksi ikan artisanal dan perdagangan ekspor industri.

 

Sumber:

Budhis, Utami. 2015. Mengisi Kesenjangan: Good Governance dan MDGs Di Delapan Provinsi Indonesia. Institut Kapal Perempuan-Ace-Jari Indonesia-Kemitraan Partnership

James L. Anderson. 2015. The Fishery Performance Indicators: A Management Tool for Triple Bottom Line Outcomes. PLOS ONE | DOI:10.1371/journal.pone.0122809

Nikijuluw VPH. 2001. Aspek Sosial Ekonomi Masyarakat Pesisir dan Strategi Pemberdayaan Mereka dalam Konteks Pengelolaan Sumberdaya Pesisir Secara Terpadu. di dalam Bengen, D. (editor) Prosiding Pelatihan Pengelolaan Wilayah Pesisir Terpadu, Kerjasama CRC-URI dengan PKSPL IPB.

Peter, Stalker. 2008. Millennium Development Goals. Dukungan Data dan Statistik: Badan Pusat Statistik (BPS)

Tain, A. 2011. Penyebab kemiskinan Rumah Tangga Nelayan di wilayah Tangkap Lebih Jawa Timur. Jurnal Humanity


0 komentar:

Posting Komentar