Faktor penentu
utama pertumbuhan ekonomi suatu daerah berhubungan langsung dengan permintaan
akan barang dan jasa dari luar daerah. Teori basis ekonomi pada intinya membedakan
aktivitas sektor basis dan aktivitas sektor non basis. Aktivitas sektor basis
merupakan pertumbuhan sektor tersebut menentukan pembangunan menyeluruh daerah
itu, sedangkan aktivitas sektor non basis merupakan sektor skunder (city polowing) artinya tergantung
perkembangan yang terjadi dari pembangunan yang menyeluruh.
Menurut Tarigan
(2005) teori basis ekonomi (economic base
theory) mendasarkan pandangan bahwa laju pertumbuhan ekonomi suatu wilayah
ditentukan oleh besarnya peningkatan ekspor dari wilayah tersebut. Kegiatan ekonomi
di kelompokkan atas kegiatan basis dan non basis. Hanya kegiatan basis yang
mendorong pertumbuhan ekonomi wilayah.
Salah satu
pertumbuhan ekonomi yang dianalisis menggunakan sektor basis dan sektor non
basis yaitu Kabupaten Pasuruan. Menurut jurnal Program Studi Pendidikan
Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri
Surabaya. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pauruan mengalami fluktuatif dari tahun
2017 -- 2013. Hal ini disebabkan oleh faktor -- faktor sektor basis dan sektor
non basis yang memiliki 9 sektor PDRB yang menjadi penopangnya. Sektor
potensial merupakan sektor yang memiliki potensi untuk dapat menjadi sektor
basis di suatu daerah. Menurut Sukrinno (2003) Pertumbuhan ekonomi (economic growth) bergantung dari
pembangunan ekonomi dimana pembangunan ekonomi mendorong dalam tumbuhnya
ekonomi dan sebaliknya pula. Sedangkan maksud dari pertumbuhan ekonomi adalah
proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam
bentuk kenaikan pendapatan nasional.
Pertumbuhan
ekonomi ditandai dengan peningkatan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Pertumbuhan
ekonomi akan memiliki gambaran kinerja dalam melakukan pembangunan. PDRB dapat
dikategorikan dalam berberbagai sektor ekonomi yaitu: Pertanian, Pertambangan
dan penggalian, Industri pengolahan, listrik, gas dan air bersih, konstruksi,
perdagangan, hotel dan restoran, angkutan dan komunikasi, persewaan dan jasa
perusahaan, jasa lainnya.
Analisa ini
dapat dilakukan atas dasar pertimbangan ketersediaan dan kapabilitas sumberdaya
(alam, modal dan manusia). Analisa ini dilakukan untuk melihat keunggulan suatu
daerah dalam menentukan sektor andalannya. Metode yang digunakan untuk memilih
kegiatan basis dan kegiatan non basis menurut Tarigan (2007) adalah sebagai
berikut : metode langsung, metode tidak langsung, metode campuran
Salah satu
pertumbuhan ekonomi yang dianalisis menggunakan sektor basis dan sektor non
basis yaitu Kabupaten Pasuruan. Menurut jurnal Program Studi Pendidikan
Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri
Surabaya. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pauruan mengalami fluktuatif dari tahun
2017 - 2013. Hal ini disebabkan oleh faktor - faktor sektor basis dan sektor
non basis yang memiliki 9 sektor PDRB yang menjadi penopangnya. Sektor
potensial merupakan sektor yang memiliki potensi untuk dapat menjadi sektor
basis di suatu daerah.
Kabupaten
Pasuruan memiliki sektor-sektor ekonomi
penopang daerah, baik di sektor basis maupun sektor non basis yang antar sektor
satu dengan sektor yang lain memiliki potensi untuk menjadi sektor utama. Fluktuatif
adalah kondisi yang tidak stabil atau kondisi yang mengalami ketidaktepatan dan
selalu berubah -- ubah. Faktor penyebaba fluktuatif berbeda di setiap
indikatornya.
Pertumbuhan
ekonomi di Kabupaten Pasuruan yang mengalami fluktuatif dari tahun 2007-2013
hal ini dipicu dari faktor-faktor sektor basis dan non basis berada di PDRB 9
sektor yang menjadi penopang seperti industri pengolahan, dan perdagangan,
hotel dan restoran yang terus meningkat dan sektor-sektor lain yang menjadi
penopang juga memberikan nilai tambah pertumbuhan ekonomi, tidak lupa dengan
Pengaruh Sektor Basis dan Non Basis Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten
Pasuruan 3 rencana pembangunan jalan lingkar selatan(JLS) tentunya akan semakin
memperkokoh pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Pasuruan kedepannya
Hasil yang didapat dari Analisi LQ sektor basis memiliki pengaruh yang signifikan yang positif terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Pasuruan. Begitu pula sektor non basis memiliki pengaruh signifikan positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Pasuruan. Sehingga, secara bersama-sama sektor basis dan sektor non basis berpengaruh signifikan positif terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Pasuruan. Hal ini berarti jika sektor basis dan sektor non basis ditingkatkan maka akan dipengaruhi dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Pasuruan.
Dapat disimpulkan bahwa sektor
basis merupakan sektor unggulan yang kegiatan perekonomiannya dapat melayani
pasar domestik maupun pasar luar daerah yang menghasilkan produk dan jasa. Hal
ini mengakibatkan bahwa daerah tersebut memiliki kemampuan untuk mengekspor
barang dan jasa yang dihasilkan oleh sektor ke daerah lain serta mampu memenuhi
kebutuhan daerahnya sendiri maupun daerah lain.
Sektor non basis merupakan kegiatan
ekonomi yang hanya mampu melayani pasar daerahnya sendiri. Kedua sektor ini
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu wilayah. Hal tersebut disebabkan karena
di setiap sektor - sektor terdapat komoditas yang saling dibandingkan jumlah
pertumbuhannya pada setiap tahunnya.
NILAI APA YANG DAPAT DIJADIKAN PATOKAN BAHWA SEKTOR PERIKANAN
DI SUATU WILAYAH MERUPAKAN SEKTOR BASIS
Sektor non basis merupakan kegiatan
ekonomi yang hanya mampu melayani pasar daerahnya sendiri. Kedua sektor ini
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu wilayah. Hal tersebut disebabkan karena
di setiap sektor - sektor terdapat komoditas yang saling dibandingkan jumlah
pertumbuhannya pada setiap tahunnya.
Sektor basis yang merupakan sektor unggulan
adalah sektor ekonomi di suatu wilayah yang keberadaannya telah berperan besar
terhadap perkembangan perekonomian wilayah tersebut. Salah satunya dilihat dari
indikator memiliki pertumbuhan yang tinggi serta penyerapan tenaga kerja yang
besar. Sektor perikanan merupakan sektor yang sangat penting dan potensial
dalam pertumbuhan ekonomi nasional dan daerah baik dilihat dari segi pendapatan
maupun penyerapan tenaga kerja (Rizal, 2006).
Sektor perikanan besar serta
berdampak terhadap pembangunan wilayah dapat menjadi hal yang penting, analisis
peran sektor perikanan menjadi penting sebagai rujukan kategori sektor basis.
1. potensi
sumberdaya perikanan laut
2. potensi
budidaya laut
3. potensi
pengolahan hasil perikanan
Potensi berupa sumberdaya perikanan
laut, wilayah yang memiliki potensi sumberdaya perikanan tangkap yang cukup
unggul dan andal, terdiri atas panjang garis pantai kurang lebih 1.375,529 km
dengan produksi perikanan laut sebesar 83.304 ton. Alat dan sarana penangkapan
yang digunakan adalah pukat cincin, jaring insang hanyut, jaring insang
lingkar, jaring insang tetap, bagan perahu, bagan tancap, serok/tenggo, jaring
lainnya, rawai tetap, huhate, pancing tonda, pancing ulur, pancing tegak,
pancing cumi, pancing lain, sero dan bubu dengan total alat penangkapan
sebanyak 24.536 buah. (Meitha, 2018) Produksi
perikanan sebagian besar dipasarkan dalam bentuk ikan segar. Pengembangan
industri penangkapan ikan berpeluang meningkatkan investasi yang diarahkan pada
pengembangan kegiatan sektor perikanan yang bersifat ekonomis penting, baik
untuk masyarakat maupun daerah.
CONTOH PERHITUNGAN NILAI KOEFISIEN PENGGANDA PENDAPATAN JANGKA PENDEK (PBS) DAN NILAI KOEFISIEN PENGGANDA PENDAPATAN JANGKA PANJANG (PBL) UNTUK SEKTOR PERIKANAN DI KABUPATEN XYZ
Perhitungan LQ digunakan untuk
mengklasifikasikn sektor perikanan sebagai sektor
basis atau sektor non basis dalam perekonomian wilayah. Menurut Tarigan (2004) seeara umum rumus LQ adalah
:
dimana:
Vi = totalpendapatan atau kesempatan kerja sektor
perikanan dan kelautan Kabupaten Kendal;
V, = total pendapatan atau kesempatan kerja di
wilayah Kabupaten Kendal;
V, = total pendapatan atau kesempatan kerja sektor
perikanan dan kelautan Provinsi Jawa Tengah;
VT = total pendapatan atau kesempatan kerja di
wilayah Provinsi Jawa Tengah.
dimana:
MSy = koefisien pengganda jangka pendek untuk
indikator pendapatan;
Ll Y = perubahan pendapatan wilayah Kabupaten
Kendal;
Ll Yb = perubahan pendapatan sektor perikanan dan
kelautan Kabupaten
Multiplier effek yang ditimbulkan
dari indikator tenaga kerja adalah merupakan perbandingan atau rasio antara
total tenaga kerja di suatu wilayah dengan tenaga kerja pada sektor basis
«3lasson 1977). RuO')us untuk indikator tenaga kerja. yaitu sebagai berikut:
dimana :
MSe = koefisien pengganda jangka pendek untuk
indikator tenaga kerja;
IlE = perubahan tenaga kerja wilayah Kabupaten
Kendal;
LlEb = perubahan tenaga kerja sektor perikanan dan
kelautan Kabupaten Kendal.
Koefisien
pengganda jangka pendek tersebut kemudian digunakan untuk memprediksi
dampak kegiatan atau sektor basis terhadap
perekonomian wilayah sacara keseluruhan.
Analisis SWOT adalah identifikasi secara sistematik atas kekuatan dan kelemahan dari faktor intemaI serta kesempatan dan ancaman dari faktor ekstemal yang dihadapi suatu wilayah. Keterkaitan faktor internal dan eksternal tersebut digambarkan dalam bentuk matrik SWOT yang nantinya digunakan untuk menentukan alternatif strategi pengembangan pembangunan. Matrik SWOT merupakan suatu aIat untuk meringkas faktor faktor strategis suatu sektor yang menggambarkan bagaimana peluang peIuang dan ancaman-ancaman ekstemal yang dihadapi dapat dipertemukan dengan kelemahan-kelemahan dan kekuatan-kekuatan internal untuk menghasilkan. empat kelompok kemungkinan altematif sbategis (Rangkuti F 2000).
0 komentar:
Posting Komentar
Click to see the code!
To insert emoticon you must added at least one space before the code.