Breaking News
Loading...
Kamis, 09 Juli 2020

Faktor penentu utama pertumbuhan ekonomi suatu daerah berhubungan langsung dengan permintaan akan barang dan jasa dari luar daerah. Teori basis ekonomi pada intinya membedakan aktivitas sektor basis dan aktivitas sektor non basis. Aktivitas sektor basis merupakan pertumbuhan sektor tersebut menentukan pembangunan menyeluruh daerah itu, sedangkan aktivitas sektor non basis merupakan sektor skunder (city polowing) artinya tergantung perkembangan yang terjadi dari pembangunan yang menyeluruh.

Menurut Tarigan (2005) teori basis ekonomi (economic base theory) mendasarkan pandangan bahwa laju pertumbuhan ekonomi suatu wilayah ditentukan oleh besarnya peningkatan ekspor dari wilayah tersebut. Kegiatan ekonomi di kelompokkan atas kegiatan basis dan non basis. Hanya kegiatan basis yang mendorong pertumbuhan ekonomi wilayah.

Salah satu pertumbuhan ekonomi yang dianalisis menggunakan sektor basis dan sektor non basis yaitu Kabupaten Pasuruan. Menurut jurnal Program Studi Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pauruan mengalami fluktuatif dari tahun 2017 -- 2013. Hal ini disebabkan oleh faktor -- faktor sektor basis dan sektor non basis yang memiliki 9 sektor PDRB yang menjadi penopangnya. Sektor potensial merupakan sektor yang memiliki potensi untuk dapat menjadi sektor basis di suatu daerah. Menurut Sukrinno (2003) Pertumbuhan ekonomi (economic growth) bergantung dari pembangunan ekonomi dimana pembangunan ekonomi mendorong dalam tumbuhnya ekonomi dan sebaliknya pula. Sedangkan maksud dari pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional.

Pertumbuhan ekonomi ditandai dengan peningkatan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Pertumbuhan ekonomi akan memiliki gambaran kinerja dalam melakukan pembangunan. PDRB dapat dikategorikan dalam berberbagai sektor ekonomi yaitu: Pertanian, Pertambangan dan penggalian, Industri pengolahan, listrik, gas dan air bersih, konstruksi, perdagangan, hotel dan restoran, angkutan dan komunikasi, persewaan dan jasa perusahaan, jasa lainnya.

Analisa ini dapat dilakukan atas dasar pertimbangan ketersediaan dan kapabilitas sumberdaya (alam, modal dan manusia). Analisa ini dilakukan untuk melihat keunggulan suatu daerah dalam menentukan sektor andalannya. Metode yang digunakan untuk memilih kegiatan basis dan kegiatan non basis menurut Tarigan (2007) adalah sebagai berikut : metode langsung, metode tidak langsung, metode campuran

Salah satu pertumbuhan ekonomi yang dianalisis menggunakan sektor basis dan sektor non basis yaitu Kabupaten Pasuruan. Menurut jurnal Program Studi Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pauruan mengalami fluktuatif dari tahun 2017 - 2013. Hal ini disebabkan oleh faktor - faktor sektor basis dan sektor non basis yang memiliki 9 sektor PDRB yang menjadi penopangnya. Sektor potensial merupakan sektor yang memiliki potensi untuk dapat menjadi sektor basis di suatu daerah.

Kabupaten Pasuruan  memiliki sektor-sektor ekonomi penopang daerah, baik di sektor basis maupun sektor non basis yang antar sektor satu dengan sektor yang lain memiliki potensi untuk menjadi sektor utama. Fluktuatif adalah kondisi yang tidak stabil atau kondisi yang mengalami ketidaktepatan dan selalu berubah -- ubah. Faktor penyebaba fluktuatif berbeda di setiap indikatornya.

Pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Pasuruan yang mengalami fluktuatif dari tahun 2007-2013 hal ini dipicu dari faktor-faktor sektor basis dan non basis berada di PDRB 9 sektor yang menjadi penopang seperti industri pengolahan, dan perdagangan, hotel dan restoran yang terus meningkat dan sektor-sektor lain yang menjadi penopang juga memberikan nilai tambah pertumbuhan ekonomi, tidak lupa dengan Pengaruh Sektor Basis dan Non Basis Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Pasuruan 3 rencana pembangunan jalan lingkar selatan(JLS) tentunya akan semakin memperkokoh pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Pasuruan kedepannya


Hasil yang didapat dari Analisi LQ sektor basis memiliki pengaruh yang signifikan yang positif terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Pasuruan. Begitu pula sektor non basis memiliki pengaruh signifikan positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Pasuruan. Sehingga, secara bersama-sama sektor basis dan sektor non basis berpengaruh signifikan positif terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Pasuruan. Hal ini berarti jika sektor basis dan sektor non basis ditingkatkan maka akan dipengaruhi dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Pasuruan.

Dapat disimpulkan bahwa sektor basis merupakan sektor unggulan yang kegiatan perekonomiannya dapat melayani pasar domestik maupun pasar luar daerah yang menghasilkan produk dan jasa. Hal ini mengakibatkan bahwa daerah tersebut memiliki kemampuan untuk mengekspor barang dan jasa yang dihasilkan oleh sektor ke daerah lain serta mampu memenuhi kebutuhan daerahnya sendiri maupun daerah lain.

Sektor non basis merupakan kegiatan ekonomi yang hanya mampu melayani pasar daerahnya sendiri. Kedua sektor ini mempengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu wilayah. Hal tersebut disebabkan karena di setiap sektor - sektor terdapat komoditas yang saling dibandingkan jumlah pertumbuhannya pada setiap tahunnya.

 

NILAI APA YANG DAPAT DIJADIKAN PATOKAN BAHWA SEKTOR PERIKANAN DI SUATU WILAYAH MERUPAKAN SEKTOR BASIS

Sektor non basis merupakan kegiatan ekonomi yang hanya mampu melayani pasar daerahnya sendiri. Kedua sektor ini mempengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu wilayah. Hal tersebut disebabkan karena di setiap sektor - sektor terdapat komoditas yang saling dibandingkan jumlah pertumbuhannya pada setiap tahunnya.

Sektor basis yang merupakan sektor unggulan adalah sektor ekonomi di suatu wilayah yang keberadaannya telah berperan besar terhadap perkembangan perekonomian wilayah tersebut. Salah satunya dilihat dari indikator memiliki pertumbuhan yang tinggi serta penyerapan tenaga kerja yang besar. Sektor perikanan merupakan sektor yang sangat penting dan potensial dalam pertumbuhan ekonomi nasional dan daerah baik dilihat dari segi pendapatan maupun penyerapan tenaga kerja (Rizal, 2006).

Sektor perikanan besar serta berdampak terhadap pembangunan wilayah dapat menjadi hal yang penting, analisis peran sektor perikanan menjadi penting sebagai rujukan kategori sektor basis.

1.      potensi sumberdaya perikanan laut

2.      potensi budidaya laut

3.      potensi pengolahan hasil perikanan

 

Potensi berupa sumberdaya perikanan laut, wilayah yang memiliki potensi sumberdaya perikanan tangkap yang cukup unggul dan andal, terdiri atas panjang garis pantai kurang lebih 1.375,529 km dengan produksi perikanan laut sebesar 83.304 ton. Alat dan sarana penangkapan yang digunakan adalah pukat cincin, jaring insang hanyut, jaring insang lingkar, jaring insang tetap, bagan perahu, bagan tancap, serok/tenggo, jaring lainnya, rawai tetap, huhate, pancing tonda, pancing ulur, pancing tegak, pancing cumi, pancing lain, sero dan bubu dengan total alat penangkapan sebanyak 24.536 buah. (Meitha, 2018) Produksi perikanan sebagian besar dipasarkan dalam bentuk ikan segar. Pengembangan industri penangkapan ikan berpeluang meningkatkan investasi yang diarahkan pada pengembangan kegiatan sektor perikanan yang bersifat ekonomis penting, baik untuk masyarakat maupun daerah.



        Potensi  pengolahan hasil perikanan, berupa usaha pengolahan hasil perikanan di baik secara tradisional maupun modern dan lokasi pengolahannya dilakukan di kecamatan-kecamatan dalam bentuk sentra produksi dan perusahaan perikanan. Jenis produk olahan hasil perikanannya terdiri dari ikan kering (ikan asin) dan ikan asar/asap. Potensi sumberdaya sektor perikanan dan sumberdaya manusia yang cukup besar, mencapai 361.698 jiwa, (Meitha, 2018) sangat potensialuntuk dikembangkan sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pendapatan perkapita daerah

 Potensi berupa budidaya seperti mutiara, rumput laut, teripang, keramba apung, kerang-kerangan seluas 3.028,4 ha dengan luas pemanfaatan sebesar 85,1 ha, potensi budidaya air payau seperti tambak udang dan bandeng, tambak kepiting seluas 15.998,3 ha dengan luas pemanfaatan sebesar 3.693,3 ha potensi budidaya air tawar seluas 70,8 ha dengan luas pemanfaatan sebesar 15,2 ha, potensi terumbu karang seluas 6.745,4 ha, potensi hutan mangrove seluas 7.057,4 ha, potensi padang lamun seluas 1.879,3 ha. (Meitha, 2018) Kontrubusi dibidang budidaya merupakan sub sektor yang sangat potensial untuk dukungan pembangunan, hasil budidaya beberapa hasil untuk diekspor.

 

CONTOH PERHITUNGAN NILAI KOEFISIEN PENGGANDA PENDAPATAN JANGKA PENDEK (PBS) DAN NILAI KOEFISIEN PENGGANDA PENDAPATAN JANGKA PANJANG (PBL) UNTUK SEKTOR PERIKANAN DI KABUPATEN XYZ

 Peranan Sektor Perikanan dan Kelautan Terhadap Pembangunan Wilayah Kabupaten Kendal, Provinsi Jawa Tengah

 

Perhitungan LQ digunakan untuk mengklasifikasikn sektor perikanan sebagai sektor basis atau sektor non basis dalam perekonomian wilayah. Menurut Tarigan (2004) seeara umum rumus LQ adalah :

dimana:

Vi = totalpendapatan atau kesempatan kerja sektor perikanan dan kelautan Kabupaten Kendal;

V, = total pendapatan atau kesempatan kerja di wilayah Kabupaten Kendal;

V, = total pendapatan atau kesempatan kerja sektor perikanan dan kelautan Provinsi Jawa Tengah;

VT = total pendapatan atau kesempatan kerja di wilayah Provinsi Jawa Tengah.


 

dimana:

MSy = koefisien pengganda jangka pendek untuk indikator pendapatan;

Ll Y = perubahan pendapatan wilayah Kabupaten Kendal;

Ll Yb = perubahan pendapatan sektor perikanan dan kelautan Kabupaten

 

Multiplier effek yang ditimbulkan dari indikator tenaga kerja adalah merupakan perbandingan atau rasio antara total tenaga kerja di suatu wilayah dengan tenaga kerja pada sektor basis «3lasson 1977). RuO')us untuk indikator tenaga kerja. yaitu sebagai berikut:


 

dimana :

MSe = koefisien pengganda jangka pendek untuk indikator tenaga kerja;

IlE = perubahan tenaga kerja wilayah Kabupaten Kendal;

LlEb = perubahan tenaga kerja sektor perikanan dan kelautan Kabupaten Kendal.

 

Koefisien pengganda jangka pendek tersebut kemudian digunakan untuk memprediksi

dampak kegiatan atau sektor basis terhadap perekonomian wilayah sacara keseluruhan.

 

Analisis SWOT adalah identifikasi secara sistematik atas kekuatan dan kelemahan dari faktor intemaI serta kesempatan dan ancaman dari faktor ekstemal yang dihadapi suatu wilayah. Keterkaitan faktor internal dan eksternal tersebut digambarkan dalam bentuk matrik SWOT yang nantinya digunakan untuk menentukan alternatif strategi pengembangan pembangunan. Matrik SWOT merupakan suatu aIat untuk meringkas faktor faktor strategis suatu sektor yang menggambarkan bagaimana peluang peIuang dan ancaman-ancaman ekstemal yang dihadapi dapat dipertemukan dengan kelemahan-kelemahan dan kekuatan-kekuatan internal untuk menghasilkan. empat kelompok kemungkinan altematif sbategis (Rangkuti F 2000).

0 komentar:

Posting Komentar