Sungguh ALLAH Maha Besar, melihat Ciptaan-Nya saja Kita tidak mampu apalagi Melihat Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Renungkanlah bahan bacaan di bawah ini semoga kita terhindar dari perbuatan sombong. Sesungguhnya kita Sangat Kecil di Mata Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Coba agan semua lihat, Betapa Besar Kuasa Allah yg Maha Kuasa.
Berikut perbandingan planet yang kita tempati dengan planet yang lainnya.
Di atas adalah Gambar Planet Venus dan Bumi (Earth).
Dan di bawah ini adalah gambar perbandingan antara bumi dengan 9 planet lainnya
Bagaimana jika bumi dibandingkan dengan matahari (Sun) ?
Bumi kita cuma sebesar debu…
Mungkin selama ini kita hanya tahu ada 9 Planet di galaksi bimasakti. Tapi baru-baru ini dengna teknologi teleskop laser terbaru yang dipasang di luar angkasa melalui pesawat NASA para ahli menemukan…
Ada banyak planet di sekeliling matahari, yaitu…
Ada gugusan bintang terbaru yaitu : Sirlus, Pollux dan Arturus.
Sekarang bagaimana kalo bintang-bintang tersebut kita bandingkan dengan matahari ?
Bisa lihatkan dalam skala ini bumi kita sudah tidak kelihatan lagi…
Sekarang mari kita bandingkan Matahari dengan Bintang yang lebih besar, seperti Betelgeuse dan Antares.
Dulu Antares yang diketahui yang terbesar, tapi berkat teknologi X-Ray Laser ditemukan lagi gugusan Bintang yang lebih besar : Bintang Pistol Star, Sagitarli, MyCEPHEI dan VV CEPHEI.
Bagaimana dengan hidup kita, apakah kita masih suka menyombongkan diri ? Selalu lihat ke atas sebelum kita merasa diri kita di atas.
Dengan perbandingan diatas tadi, setidaknya kita menjadi sadar betapa kecilnya bumi, apalagi kita sebagai penghuninya. Terbayang jelas jagat raya yang sangat besar pada gambar skala-skala diatas. Bumi kita tidak kelihatan lagi di sini, bahkan matahari hanya sebesar debu.
Antares adalah bintang ke-15 yang paling terang di angkasa. Sebenarnya masih banyak yang lebih besar lagi dari Antares, tapi belum ada bukti dan bahkan satelit huble tercanggih pun belum bisa memotretnya.
Saya sempat berpikir juga…
Siapakah kita…?
Layakkah kita sombong dihadapan ALLAH ?
Apakah tujuan hidup kita…?
Apa yang membuat hidup kita, manusia, berharga, mulia dihadapan ALLAH…?
Bumi saja yang menurut kalian besarnya cuma setitik, gimana kalian yang sangat kecil??? Jadi.. tidaklah pantas manusia berjalan di atas muka bumi ini dengan sombong terhadap sesama makhluk Allah, apalagi berlaku sombong terhadap Penciptanya, Yang Maha Besar, Allah Subhanahu Wa Ta’ala, dengan tidak menerapkan hukum-hukum-Nya, apalagi sampai lebih mendahulukan hukum buatan manusia daripada Hukum Allah Subhanahu Wa Ta’ala… Na’udzubillahi min dzalik.
PENCIPTAAN LANGIT DAN BUMI
"Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?" (Al Qur'an, 21:30)
Dari ayat tersebut dapat diketahui bahwa alam semesta sebelum dipisahkan Allah merupakan sesuatu yang padu. Sesuatu yang padu itulah yang oleh kosmolog disebut dengan titik singularitas. Sedangkan yang dimaksud pemisahan ialah ledakan singularitas dengan sangat dahsyat, yang kemudian menjadi alam semesta yang terhampar.
'Maka apabila langit telah terbelah dan menjadi merah mawar seperti (kilapan) minyak. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?" (QS: Ar Rahman [55}: 37-38)
Selanjutnya, dikatakan bahwa segala kehidupan itu berasal dari air. Tiga ahli kosmologi dan astronomi, yaitu Georges Lamaitre, George Gamow, dan Stephen Hawking menjelaskan bahwa atom-atom yang tebentuk sejak peristiwa Big Bang adalah atom Hidrogen (H) dan Helium (He). Adapun air terdiri dari atom hidrogen dan oksigen (H2O), artinya, sejak tahun 1400 tahun silam Al-Qur’an telah menyebutkannya jauh sebelum tiga pakar tersebut mengemukakan teorinya.
lebih spesifiknya lagi seperti ini :
Surat Az-Zariyat ayat 47
(Artinya) “Dan langit kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar meluaskannya.”
Menurut Baiquni yang dimaksud Banayna bi’abidin oleh ayat ini adalah ketika ledakan besar terjadi dan inflasi melandanya sehingga beberapa dimensinya menjadi terbentang. Sedangkan yang dimaksud dengan inna lamusi’un, adalah Tuhan yang membuat kosmos berekspansi. Pernyataaan ini diperkuat oleh maksud lafal yang terpakai, yakni isim al-fa’il, active participle yang menunjukkan bersifat tetap dan permanen seperti yang dikemukakan sebelumnya. Hal ini berarti ekspansi alam berlangsung sejak ledakan besar sampai seterusnya.
Kata musi’un dalam bahasa arab sangatlah tepat diterjemahkan sebagai “meluaskan” atau “mengembangkan” yang sesuai dengan penjelasan sains masa kini bahwa alam semesta memang meluas atau mengembang. Stephen Hawking, dalam A Brief History of Time (1980), mengatakan bahwa penemuan bukti mengembangkannya alam semesta merupakan salah satu revolusi terbesar dalam ilmu pengetahuan abad ke-20. Berdasarkan teori Bing Bang yang telah diterima, alam semesta terbentuk sekitar 13,7 miliar tahun lalu dan terus mengembang sejak saat itu. Pakar-pakar Astronomi mengenali empat model grafik alam semesta di masa akan datang, yaitu accelerating expansion (pengembangan yang bertambah cepat), open universe (alam semesta terbuka), flat unirvese (alam semesta datar), dan closed universe (alam semesta tertutup). Model closed universe menjelaskan bahwa suatu saat alam semesta akan mengerut.
Surat Al-Fusilat ayat 11
(Artinya) “Kemudian Dia menuju kepada penciptaan ruang alam (al-sama’) dan ruang alam (al-sama’) ketika penuh embunan (dukhan), lalu Dia berkata kepada ruang alam (al-sama’) dan kepada materi (al-ardh): “Datanglah kamu keduanya menurut perintahKu dengan suka hati atau terpaksa.” Keduanya menjawab:”Kami datang dengan suka hati.”
Sehubungan dengan tidak adanya Al-Qur’an menjelaskan apa sesungguhnya yang dimaksud dengan kata dukhan, karena itu beberapa referensi berusaha menafsirkan kata ini sedemikian rupa. Bucaille memahami kata ini sebagai asap yang terdiri dari stratum (lapisan) gas dengan bagian-bagian yang kecil yang mungkin memasuki tahap keadaan keras atau cair dan dalam suhu rendah atau tinggi. Ibnu Katsir menafsirkan dengan sejenis uap air. Al-Raghib melukiskan kehalusan dan keringanan sifat dukhan. Menurut Hanafy Ahmad, karena sifat sedemikian, Ia dapat mengalir dan beterbangan di udara seperti mengalir dan beterbangan al-sahab.
Agar tidak terjadi kekeliruan dalam menangkap maksud kata dukhan yang dihubungkan dengan proses penciptaan alam semesta, maka seharusnya kata ini dipahami dengan hasil temuan sains yang telah dihandalkan kebenarannya secara empiris. Tentu saja merupakan suatu kesalahan bagi yang mengatakan bahwa ruang alam (al-sama’) berasal dari materi sejenis dukhan. Berdasarkan dalam surat Al-Fusilat ayat 11, dukhan tidak menunjukkan suatu materi asal ruang alam (al-sama’), akan tetapi ia menjelaskan tentang bentuk alam semesta ketika berlangsungnya fase awal penciptaannya. Hal ini diperkuat dengan hasil temuan ilmuwan bahwa pada suatu ketika dalam penciptaan terjadinya ekspansi yang sangat cepat sehingga timbul “kondensasi” proses dimana pemuaian dan gas kehilangan panas dan akan berubah bentuk menjadi cair. Saat pemuaian dan gas naik ke tempat lebih tinggi, temperatur udara lingkungan sekitar akan semakin turun menyebabkan terjadinya proses kondensasi dan kembali ke bentuk cair dan energi berubah menjadi materi.
Sebagaimana dukhan, Al-Qur’an juga menunjukkan bahwa zat alir atau sop kosmos (al-ma’) telah ada sebagai salah satu kondisi terwujudnya alam semesta. Dengan kata lain, sebelum alam semesta terbentuk seperti sekarang, ia mengalami bentuk atau sifat semacam zat alir atau sop kosmos.
"dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup… “ (Q.S. al-anbiya [21] : 30 )
Profesor Masaru Emoto, peneliti Jepang dengan publikasi hasil penelitiannya berhasil membuktikan molekul air ternyata dapat dipengaruhi oleh pengertian-pengertian yang dibuat manusia. Teorinya tentang pengaruh ini diakui oleh lembaga-lembaga sains, fisika dan biologi. Profesor Emoto mengkaji banyak sampel dari air yang membentuk kristal dan membandingkan satu dengan lainnya. Eksperimen yang dilakukannya menggunakan sekitar 10 ribu sampel yang berhasil dikumpulkannya dan dipublikasikan dalam tiga jilid buku dengan judul "The Messages from Water". Ia percaya kondisi lingkungan mempengaruhi kombinasi molekul air.
Hadirnya tumbuhan dan proses fotosintesis sekitar 2 miliar tahun lalu menyebabkan atmosfer mulai terisi dengan oksigen bebas. Pada masa ini pula proses geologis yang menyebabkan pergeseran lempengan tektonik dan lahirnya rantai pegunungan di bumi terus berlanjut.
Tersedianya air, oksigen, tumbuhan, dan kelak hewan-hewan pada masa kelima dan keenam inilah yang sepertinya di maksudkan Allah SWT dengan memberkahi bumi dan menyediakan makanan bagi penghuninya sebagaimana di dalam firmannya :
"Ia memancarkan dari padanya mata air, dan (menumbuhkan) tumbuh-tumbuhannya. Dan gunung-gunung dipancarkan-Nya dengan teguh untuk kesenanganmu dan untuk binatang-binatang ternakmu." (Q.S. An-Naazi’at [79] :31-33)
Begitulah yang Allah SWT ungkapkan di dalam Al-Qur’an sebagai penutup kronologis dari penciptaan alam semesta.
Sesungguhnya, telah benar yang ada di angit dan dibumi, maka, karunia Tuhanmu yang manakah yang masih engkau dustakan..??
Semua telah benar di dalam Al-Qur'an..
0 komentar:
Posting Komentar