PENDEDERAN
Budidaya lele pada tahap ini merupakan teknik
budidaya lele untuk membesarkan bibit lele berukuran 1-3 cm menjadi bibit lele
berukuran 3-5 cm dengan waktu budidaya selama 2-3 minggu.
PENEBARAN BIBIT - BUDIDAYA LELE PENDEDERAN
Penebaran bibit lele pada fase ini sangat rentan
terhadap kematian, terutama diakibatkan stress maupun luka pada waktu
penangkapan atau pengangkutan. Padat penebaran antara 500-750 ekor/m2. Sehingga untuk kolam budidaya lele seluas 10
m2 bisa ditebar bibit sebanyak 5.000-7.000 ekor. Untuk itu penebaran bibit lele
harus dilakukan dengan sangat hati-hati, berikut cara penebaran bibit lele
untuk mengurangi resiko stres dan luka
·
Pemindahan dilakukan pada pagi hari atau
sore hari pada saat suhu air belum terlalu tinggi.
·
Pengambilan bibit lele menggunakan
jaring dengan ukuran rapat dan lembut.
·
Bibit ditempatkan menggunakan wadah yang
sudah diisi air dari kolam penebaran larva.
·
Setelah wadah cukup penuh, bibit segera
dipindah ke kolam penebaran dengan hati-hati. Wadah dimasukkan dalam kolam
pendederan sampai air kolam masuk ke dalam wadah. Dengan cara demikian bibit
akan berenang keluar dari wadah dengan sendirinya.
PENGATURAN AIR - BUDIDAYA LELE PENDEDERAN
Kualitas air kolam pendederan perlu dijaga, cara
paling efektif adalah penggunaan air mengalir sistem paralon secara kontinyu
dengan debit air tidak terlalu besar.
Pada budidaya lele pendederan, kualitas air tidak
terlalu cepat menurun. Hal ini dikarenakan ukuran ikan masih sangat kecil,
sehingga kotoran yang ditimbulkan belum begitu banyak. Pakan tambahan diberikan
dalam jumlah sedikit, berbentuk tepung untuk menopang pertumbuhannya, sehingga
tidak menimbulkan endapan sisa pakan yang bisa menurunkan kualitas air.
PEMBERIAN PAKAN TAMBAHAN - BUDIDAYA LELE PENDEDERAN
Bibit lele berukuran 1-3 cm belum dapat makan pelet
dalam bentuk butiran. Pada minggu pertama tidak perlu diberikan pakan tambahan.
Bibit lele akan memakan pakan alami yang tersedia di kolam, seperti plankton,
kutu air (Daphnia sp.) atau cacing sutra (Tubifex sp.) Untuk itu diusahakan
agar kolam mengandung banyak pakan alami, misalnya dengan pemberian pupuk
kandang fermentasi. Pada minggu kedua sampai ketiga perlu diberi pakan tambahan
dalam bentuk tepung. Pakan diberikan sebanyak tiga kali, yaitu pagi, menjelang
sore serta malam hari. Pemberian pakan dilakukan sedikit demi sedikit, sampai
tidak ada lagi bibit lele yang mengejar pakan.
PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT - BUDIDAYA LELE
PENDEDERAN
Hama pada budidaya lele pendederan meliputi, ular, burung, kadal, serta katak.
Sehingga harus dicegah hama tersebut masuk ke dalam kolam. Pencegahan dapat
dilakukan dengan menggunakan anyaman bambu untuk menutup permukaan kolam. Selain
itu juga harus dilakukan sanitasi di areal kolam, untuk mengurangi datangnya
hama tersebut. Bila hama telah terlanjur masuk harus segera dikeluarkan dari
kolam.
Pencegahan penyakit bisa dilakukan dengan menjaga
kebersihan air serta pengaturan pH air. Usahakan agar pH air berkisar 6,5-6,8. Apabila
pH air terlalu rendah, bisa ditambahkan kapur pertanian secukupnya. Pengukuran
pH air bisa menggunakan kertas lakmus atau pH tester.
Apabila bibit lele menunjukan tanda-tanda terserang
penyakit terutama jamur, bisa diberikan Malachite Green Oxalite 1-5 ml atau
Methylene Blue 10 ml per 1 meter kubik air.
SELEKSI BIBIT LELE
Setelah berumur 18 hari bibit diseleksi untuk
menggunakan ayakan bibit ukuran 3-5 cm. Bibit-bibit yang telah mencapai ukuran
3-5 cm dapat dipanen untuk dibesarkan pada Pendederan tahap kedua, atau bahkan dapat langsung dijual. Bibit lele
tersebut merupakan bibit berkualitas tinggi karena memiliki keceptatan
pertumbuhan yang baik.
Seleksi yang kedua dilakukan pada saat bibit telah
dipelihara selama 21 hari. Kualitas bibit ini sedikit di bawah bibit hasil
seleksi pertama. Bibit yang tidak lolos seleksi pertama dan kedua merupakan
bibit sisa. Bibit ini dapat terus dibesarkan hingga mencapai 3-5 cm. kualitas
bibit sisa ini tidak begitu baik.
Pada Pendederan tahap kedua tidak beda jauh dengan
pendederan tahap pertama, hanya kepadatan penebaran harus dikurangi menjadi
250-300 ekor/m2
BUDIDAYA LELE PEMBESARAN DALAM KOLAM TERPAL
Pada dasarnya metode budidaya lele sistem kolam
terpal merupakan solusi untuk beberapa kondisi antara lain lahan sempit, modal
kecil serta solusi untuk daerah minim air. Lele merupakan ikan yang memiliki
beberapa keistimewaan dan banyak diminati orang.
Budidaya lele tergolong mudah. Selain tidak
memerlukan air dalam jumlah banyak, ikan lele juga relatif tahan terhadap
penyakit. Pengaturan suhu air dan pemberian pakan yang cukup merupakan kunci
keberhasilan budidaya lele. Selain lebih mudah dipelihara ikan lele juga cepat
dalam pertumbuhannya. Dengan kondisi air “buruk” ikan lele mampu bertahan hidup
dan berkembang baik, dengan demikian solusi pemeliharaan lele dalam kolam
terpal menjadi alternatif yang perlu dicoba. Budidaya lele dumbo sistem kolam terpal
mendatangkan peluang usaha yang cukup menjanjikan dan tidak memerlukan modal
usaha yang besar. Analisis budidaya Lele dapat dilakukan dalam berbagai model
untuk konsumsi dan pembibitan. Budidaya lele pembesaran merupakan upaya
memelihara ikan Lele sampai ukuran layak konsumsi. Biasanya dari berat 1 ons
sampai 1 kg/ 600/800 grm per ekor.
PERSIAPAN PEMBUATAN KOLAM TERPAL – BUDIDAYA LELE
PEMBESARAN
Persiapan untuk budidaya lele dengan kolam terpal
meliputi persiapan lahan kolam, persiapan material terpal, serta persiapan
perangkat pendukung. Lahan yang perlu disediakan disesuaikan dengan keadaan
maupun kapasitas budidaya lele. Untuk budidaya lele pembesaran sampai tingkat
konsumsi bisa digunakan lahan dengan ukuran 2 x 1x 0.6 meter. Model pembuatan
kolam bisa dengan menggali tanah kemudian diberi terpal atau dengan membuat
rangka dari kayu kemudian diberi terpal. Cara pertama membuat terpal tahan
lebih lama.
Sebagai contoh:
- Bambu 3 batang @ Rp. 7.000
x 3 = Rp. 21.000
- Terpal ukuran 5 x 4 (20M pesegi) @ Rp. 120.000 x = Rp Rp. 120.000
- Tali klontong (rafia) 1 @ Rp. 5.000 = Rp. 5.000
- Pipa PVC 1/2 inci Rp. 10.000 x 1 = Rp. 10.000
- Shok drat luar dalam 1/2 inci = Rp. 6.000
- Keni drat 1 dan Keni biasa = Rp 6.000
- Dobel nepel = Rp. 3.000
- Keni Gi = Rp. 3.500
- Terpal ukuran 5 x 4 (20M pesegi) @ Rp. 120.000 x = Rp Rp. 120.000
- Tali klontong (rafia) 1 @ Rp. 5.000 = Rp. 5.000
- Pipa PVC 1/2 inci Rp. 10.000 x 1 = Rp. 10.000
- Shok drat luar dalam 1/2 inci = Rp. 6.000
- Keni drat 1 dan Keni biasa = Rp 6.000
- Dobel nepel = Rp. 3.000
- Keni Gi = Rp. 3.500
- Masukan kotoran sapi dicampur dedak ke dalam kolam kemudian ratakan
kira-kira setinggi 5 – 10 cm.
- Masukan air perlahan-lahan perhatikan seluruh bagian kolam apakah ada
kebocoran atau tidak
- Karena budidaya lele yang saya lakukan menggunakan teknik organik, maka
kotoran sapi yang tadi dimasukan sebagai media pertumbuhan mikroorganisme air,
seperti plankton, cacing dan lain sebagainya, yang nantinya akan menjadi
makanan organik lele.
- Setelah air penuh biarkan kurang lebih 7 – 10 hari agar mikroorganisme
air tumbuh, dan supaya bau residu (zat kimia) dari terpal hilang.

Setelah semua
perlengkapan tersedia, kita siapkan tanah yang akan menjadi dasar kolam terpal.
Syarat utama permukaan tanah harus bersih dari segala sesuatu yang mampu
membocori/merobek terpal, seperti batu, paku, kawat dan lain sebagainya.
PENEBARAN BIBIT – BUDIDAYA LELE PEMBESARAN
Pengisian air dilakukan secara bertahap. Saat
penebaran pengisian air hanya setinggi 40 cm agar bibit lele tidak terlalu
sulit mengambil oksigen. Penebaran bibit
pada budidaya lele dalam kolam terpal yaitu bibit lele berukuran 5-7 cm dengan
kepadatan 40 ekor/m2. Waktu pemeliharaan antara 2-4 bulan, tergantung pada
ukuran panen yang dikehendaki.
PEMELIHARAAN LELE – BUDIDAYA LELE PEMBESARAN
Pada umur tujuh hari ketinggian air ditambah menjadi
50 cm. Ada baiknya disediakan rumpon atau semacam perlindungan untuk lele.
Karena lele merupakan ikan yang senang bersembunyi di daerah tertutup.
Pemberian pakan dilakukan sehari tiga kali, yaitu
pagi, siang, dan sore hari. Pakan diberikan sedikit demi sedikit sampai tidak
ada lagi lele yang mengejar pakan. Jika di lingkungan tersedia pakan alami
seperti bekicot, kerang, keong emas, rayap dan lain-lain, bisa diberikan
makanan alami tersebut. Makanan alami selain bisa menghemat pengeluaran juga
memiliki kandungan protein tinggi sehingga pertumbuhan lele lebih cepat.
Penggantian air dilakukan seminggu sekali, kurang
lebih 10-30% dari volume air kolam, agar kolam tidak terlalu kotor serta untuk
mengurangi serangan penyakit. Penyakit pada ikan lele mudah menyerang pada air
yang kotor. Pada usia satu bulan dilakukan seleksi ikan lele. Biasanya ikan
lele mengalami pertumbuhan yang tidak sama, sehingga jika tidak dipisahkan lele
dengan ukuran kecil akan kalah bersaing dalam berebut makanan. Selain itu
pisahkan jika ada ikan yang terindikasi terserang penyakit agar tidak menular.
Pada usia dua bulan lele telah siap untuk konsumsi
atau jika mengehendaki ukuran lebih besar, budidaya lele bisa dilakukan selama
3-4 bulan.
SUMBER
0 komentar:
Posting Komentar
Click to see the code!
To insert emoticon you must added at least one space before the code.