Madura dan garam ibarat garam dengan asinnya. Keduanya saling melekat dan tidak bisa dipisah satu dengan yang lainnya. Munculnya istilah pulau garam untuk sebutan lain bagi pulau Madura merupakan bukti nyata bahwa Madura sebagai salah satu penghasil garam terbesar di negeri ini. Madura bisa mensuplay sekitar 689 ton lebih atau sekitar 50 persen kebutuhan garam nasional, dapat disimpulkan bahwa Madura memiliki sumber daya alam (garam) yang sangat luar biasa dan berpotensi untuk dapat memenuhi konsumsi nasional.
Madura merupakan nama pulau yang terletak di sebelah timur laut Jawa Timur. Pulau Madura besarnya kurang lebih 5.250 km2 (lebih kecil daripada pulau Bali), dengan penduduk sekitar 4 juta jiwa. Atas dasar itulah, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menargetkan Madura kembali menjadi Pulau Garam yang mampu memproduksi garam berkualitas sesuai dengan kebutuhan konsumsi garam nasional mencapai 1,5 juta ton dan kebutuhan garam industri mencapai 1,8 juta ton garam. Menteri Kelautan dan Perikanan, Sharif Cicip Sutarjo di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur akhir pekan lalu, mengatakan, Madura harus menjadi lumbung garam nasional. Melalui pencanangan pulau Madura sebagai pulau garam, maka kebutuhan garam konsumsi dapat terpenuhi secara maksimal dari Madura. Selama ini, menurutnya, petani garam di Madura telah memberi andil yang cukup besar dalam pemenuhan garam konsumsi nasional.
Sharif berada di Sumenep dalam rangka menghadiri acara yang digagas Himpunan Masyarakat Petani Garam (HMPG) Jawa Timur di Desa Pinggirpapas, Kecamatan Kalianget, Sumenep. Selain itu, ia menegaskan, KKP menaruh perhatian khusus terhadap masyarakat pesisir, nelayan, pembudidaya ikan dan pengolah hasil perikanan skala mikro dan kecil (UMKM), sehingga KKP mengembangkan Program Pengembangan Usaha Mina Pedesaan (PUMP). Nilai rupiah yang diberikan pada masyarakat Madura untuk program tersebut mencapai Rp 39,3 miliar. Di Madura, Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) program PUGAR dikucurkan untuk Kabupaten Sumenep, Pamekasan, Sampang dan Bangkalan sebesar Rp 22,2 miliar, sedangkan BLM PUMP Perikanan Tangkap bagi Kabupaten Bangkalan senilai Rp 500 juta. Adapun BLM PUMP Perikanan Budidaya untuk Sumenep, Bangkalan, Pamekasan dan Sumenep sebesar Rp 1,08 miliar.
Selain itu, KKP juga memberikan bantuan berupa fasilitas sarana air bersih sebanyak 3 (tiga) unit senilai Rp3,08 miliar, bantuan pelatihan untuk para petambak garam dan bea siswa bagi anak para petambak garam sebesar Rp 7,32 miliar memberikan 1.558 kartu nelayan. Melalui berbagai macam program ini, diharapkan Madura mampu meningkatkan produksi garam. Sementara itu, Wakil Gubernur Jawa Timur Syaifullah Yusuf yang akrab disapa Gus Ipul, meminta perhatian Pemerintah Pusat melalui KKP agar dapat memberi perhatian lebih pada masyarakat khususnya petani garam di Madura. Gus Ipul meminta masyarakat petani garam terus meningkatkan semangat kerja guna pencapaian kebutuhan produksi garam secara nasional. "Saya yakin, warga Madura akan mampu memproduksi garam untuk menutupi kebutuhan garam nasional," katanya.
Pria yang akrab disapa dengan Gus Ipul ini mengemukakan, tidak salah apabila sebagian besar dari program KKP terutama yang bersentuhan langsung dengan peningkatan produksi garam dikucurkan ke Madura. “Saya rasa tidak keliru jika semua program Pak Menteri (Sharif Cicip Sutardjo) semua di salurkan pada warga Madura khususnya petani dan nelayan," ungkapnya. Syaifullah Yusuf juga meminta pemerintah memaksimalkan pengawasan tata niaga garam, sehingga harga garam rakyat bisa terbeli dengan harga yang ditentukan. Pihaknya berharap kegiatan impor garam hendaknya lebih objektif dengan melihat kondisi dilapangan agar tidak merusak harga garam lokal. "Pemerintah harus bisa menekan kapan impor garam bisa dilakukan dan kapan yang tidak. Dengan begitu masyarakat tidak menjadi korban," jelas Gus Ipul didepan ratusan petani Garam Sumenep.
Serap Garam Rakyat
Selama dua pekan terakhir telah dilakukan verifikasi stok garam oleh Tim Swasembada Garam Nasional yang dikoordinasikan Kementerian Koordinator Perekonomian dengan melibatkan Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Bappenas, Bakosurtanal serta BPS. Hasil verifikasi tersebut mengungkapkan data, ternyata pada pertengahan bulan Maret ‘pulau garam’ masih memiliki stok garam yang cukup melimpah dari hasil panen tahun 2011 kemarin. Saat ini stok yang dimiliki para petani garam di madura sebesar 234 ribu ton. “Dari hasil awal ditemukan bahwa masih terdapat stok garam di masyarakat dan pengumpul sekitar 234 ribu ton, khususnya di tujuh sentra garam yang juga menjadi dasar untuk menentukan kebutuhan garam nasional,” kata Sharif.
Atas dasar itulah Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memfasilitasi penyerapan sebanyak 234 ribu ton garam, setelah tim terpadu lintas kementerian melakukan verifikasi data jumlah stok garam yang terdapat di petambak. Upaya KKP memfasilitasi petani garam dengan perusahaan agar garam tersebut dapat dibeli oleh perusahaan produsen. Beberapa perusahaan swasta membeli garam sisa produksi petani garam rakyat pada 2011 di tiga provinsi, sebagaimana yang diharapkan Kementerian Kelautan dan Perikanan. Sebanyak 30 ribu ton garam di Kabupaten Sumenep serta 8 ribu ton garam juga akan dibeli dari para petambak di Kab Sampang, sedangkan sebanyak 15 ribu ton akan dibeli dari Kabupaten Pamekasan.
Selain ituñ dalam kesempatan yang sama Direktur Utama PT Garam Slamet Untung Irrendenta di Sumenep, Madura menjelaskan, KKP memang meminta sejumlah perusahaan untuk melakukan pembelian kembali garam rakyat produksi 2011 yang belum terserap. Keseriusan KKP dalam memacu produksi garam yang dalam istilah kimianya dikenal dengan nama Natrium Chlorida (NaCl), dibuktikan dengan program Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat (Pugar) yang dilaksanakan di 40 Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia. Total lahan garam di 40 kabupaten/kota tersebut 19.822 hektar (ha), sedangkan luas lahan untuk pemanfaatan Pugar sebesar 9.116,57 ha. melalui program PUGAR, KKP menargetkan Pugar mampu meningkatkan produktivitas garam petani dari 50 ton menjadi 80 ton per ha.
Dalam hal ini, KKP menargetkan produksi garam konsumsi 2012 mencapai 1,3 juta ton garam rakyat melalui dukungan Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) dan Non BLM sebesar 107,6 miliar rupiah di atas lahan seluas 16.500 hektare yang melibatkan 29.000 petambak garam yang tergabung dalam 3.035 kelompok usaha. Jika produksi ini tercapai, maka diharapkan garam ini menjadi bahan baku garam konsumsi tahun 2013, sehingga tahun depan tidak perlu lagi impor garam konsumsi.
Sebelum program Pugar dimulai 2011 lalu, harga garam di petambak berkisar 150-300 rupiah per kilogram. Sementara pada pekan lalu, hasil observasi lapangan Tim Swasembada Garam Nasional menunjukkan harga meningkat menjadi 450-700 rupiah per kilogram. Tahun 2011, anggaran Pugar diperuntukkan bagi pengembangan 40 kabupaten/kota dengan sembilan sentra usaha garam. Sembilan sentra garam itu adalah Kabupaten Cirebon dan Indramayu (Jawa Barat); Rembang dan Pati (Jawa Tengah); Tuban, Pamekasan, Sampang, dan Sumenep (Jawa Timur); serta Kabupaten Nagekeo (NTT). Seperti diketahui sebelumnya, pada tahun 2010 lalu, produksi garam nasional hanya tercatat sebesar 30 ribu ton, kemudian tahun 2011 KKP membuat program PUGAR yang berhasil meningkatkan produksi garam sebesar 880.000 ton dari 1,1 juta ton. Total BLM dan Non BLM yang telah disalurkan sebesar Rp 86 miliar. Kesemuanya dikembangkan di lahan seluas 9.530 ha lahan rakyat. PUGAR telah memberdayakan 15.668 orang petambak garam yang tergabung dalam 1.684 KUGAR.
--
Komunikasi Publik
Pusat Data Statistik dan Informasi
Kementerian Kelautan dan Perikanan
Gedung Mina Bahari I lantai 3A
JL. Medan Merdeka Timur No.16
Jakarta Pusat 10110
Telp. (021) 3519070 ext. 7440
Fax. (021) 3524856
Madura merupakan nama pulau yang terletak di sebelah timur laut Jawa Timur. Pulau Madura besarnya kurang lebih 5.250 km2 (lebih kecil daripada pulau Bali), dengan penduduk sekitar 4 juta jiwa. Atas dasar itulah, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menargetkan Madura kembali menjadi Pulau Garam yang mampu memproduksi garam berkualitas sesuai dengan kebutuhan konsumsi garam nasional mencapai 1,5 juta ton dan kebutuhan garam industri mencapai 1,8 juta ton garam. Menteri Kelautan dan Perikanan, Sharif Cicip Sutarjo di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur akhir pekan lalu, mengatakan, Madura harus menjadi lumbung garam nasional. Melalui pencanangan pulau Madura sebagai pulau garam, maka kebutuhan garam konsumsi dapat terpenuhi secara maksimal dari Madura. Selama ini, menurutnya, petani garam di Madura telah memberi andil yang cukup besar dalam pemenuhan garam konsumsi nasional.
Sharif berada di Sumenep dalam rangka menghadiri acara yang digagas Himpunan Masyarakat Petani Garam (HMPG) Jawa Timur di Desa Pinggirpapas, Kecamatan Kalianget, Sumenep. Selain itu, ia menegaskan, KKP menaruh perhatian khusus terhadap masyarakat pesisir, nelayan, pembudidaya ikan dan pengolah hasil perikanan skala mikro dan kecil (UMKM), sehingga KKP mengembangkan Program Pengembangan Usaha Mina Pedesaan (PUMP). Nilai rupiah yang diberikan pada masyarakat Madura untuk program tersebut mencapai Rp 39,3 miliar. Di Madura, Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) program PUGAR dikucurkan untuk Kabupaten Sumenep, Pamekasan, Sampang dan Bangkalan sebesar Rp 22,2 miliar, sedangkan BLM PUMP Perikanan Tangkap bagi Kabupaten Bangkalan senilai Rp 500 juta. Adapun BLM PUMP Perikanan Budidaya untuk Sumenep, Bangkalan, Pamekasan dan Sumenep sebesar Rp 1,08 miliar.
Selain itu, KKP juga memberikan bantuan berupa fasilitas sarana air bersih sebanyak 3 (tiga) unit senilai Rp3,08 miliar, bantuan pelatihan untuk para petambak garam dan bea siswa bagi anak para petambak garam sebesar Rp 7,32 miliar memberikan 1.558 kartu nelayan. Melalui berbagai macam program ini, diharapkan Madura mampu meningkatkan produksi garam. Sementara itu, Wakil Gubernur Jawa Timur Syaifullah Yusuf yang akrab disapa Gus Ipul, meminta perhatian Pemerintah Pusat melalui KKP agar dapat memberi perhatian lebih pada masyarakat khususnya petani garam di Madura. Gus Ipul meminta masyarakat petani garam terus meningkatkan semangat kerja guna pencapaian kebutuhan produksi garam secara nasional. "Saya yakin, warga Madura akan mampu memproduksi garam untuk menutupi kebutuhan garam nasional," katanya.
Pria yang akrab disapa dengan Gus Ipul ini mengemukakan, tidak salah apabila sebagian besar dari program KKP terutama yang bersentuhan langsung dengan peningkatan produksi garam dikucurkan ke Madura. “Saya rasa tidak keliru jika semua program Pak Menteri (Sharif Cicip Sutardjo) semua di salurkan pada warga Madura khususnya petani dan nelayan," ungkapnya. Syaifullah Yusuf juga meminta pemerintah memaksimalkan pengawasan tata niaga garam, sehingga harga garam rakyat bisa terbeli dengan harga yang ditentukan. Pihaknya berharap kegiatan impor garam hendaknya lebih objektif dengan melihat kondisi dilapangan agar tidak merusak harga garam lokal. "Pemerintah harus bisa menekan kapan impor garam bisa dilakukan dan kapan yang tidak. Dengan begitu masyarakat tidak menjadi korban," jelas Gus Ipul didepan ratusan petani Garam Sumenep.
Serap Garam Rakyat
Selama dua pekan terakhir telah dilakukan verifikasi stok garam oleh Tim Swasembada Garam Nasional yang dikoordinasikan Kementerian Koordinator Perekonomian dengan melibatkan Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Bappenas, Bakosurtanal serta BPS. Hasil verifikasi tersebut mengungkapkan data, ternyata pada pertengahan bulan Maret ‘pulau garam’ masih memiliki stok garam yang cukup melimpah dari hasil panen tahun 2011 kemarin. Saat ini stok yang dimiliki para petani garam di madura sebesar 234 ribu ton. “Dari hasil awal ditemukan bahwa masih terdapat stok garam di masyarakat dan pengumpul sekitar 234 ribu ton, khususnya di tujuh sentra garam yang juga menjadi dasar untuk menentukan kebutuhan garam nasional,” kata Sharif.
Atas dasar itulah Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memfasilitasi penyerapan sebanyak 234 ribu ton garam, setelah tim terpadu lintas kementerian melakukan verifikasi data jumlah stok garam yang terdapat di petambak. Upaya KKP memfasilitasi petani garam dengan perusahaan agar garam tersebut dapat dibeli oleh perusahaan produsen. Beberapa perusahaan swasta membeli garam sisa produksi petani garam rakyat pada 2011 di tiga provinsi, sebagaimana yang diharapkan Kementerian Kelautan dan Perikanan. Sebanyak 30 ribu ton garam di Kabupaten Sumenep serta 8 ribu ton garam juga akan dibeli dari para petambak di Kab Sampang, sedangkan sebanyak 15 ribu ton akan dibeli dari Kabupaten Pamekasan.
Selain ituñ dalam kesempatan yang sama Direktur Utama PT Garam Slamet Untung Irrendenta di Sumenep, Madura menjelaskan, KKP memang meminta sejumlah perusahaan untuk melakukan pembelian kembali garam rakyat produksi 2011 yang belum terserap. Keseriusan KKP dalam memacu produksi garam yang dalam istilah kimianya dikenal dengan nama Natrium Chlorida (NaCl), dibuktikan dengan program Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat (Pugar) yang dilaksanakan di 40 Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia. Total lahan garam di 40 kabupaten/kota tersebut 19.822 hektar (ha), sedangkan luas lahan untuk pemanfaatan Pugar sebesar 9.116,57 ha. melalui program PUGAR, KKP menargetkan Pugar mampu meningkatkan produktivitas garam petani dari 50 ton menjadi 80 ton per ha.
Dalam hal ini, KKP menargetkan produksi garam konsumsi 2012 mencapai 1,3 juta ton garam rakyat melalui dukungan Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) dan Non BLM sebesar 107,6 miliar rupiah di atas lahan seluas 16.500 hektare yang melibatkan 29.000 petambak garam yang tergabung dalam 3.035 kelompok usaha. Jika produksi ini tercapai, maka diharapkan garam ini menjadi bahan baku garam konsumsi tahun 2013, sehingga tahun depan tidak perlu lagi impor garam konsumsi.
Sebelum program Pugar dimulai 2011 lalu, harga garam di petambak berkisar 150-300 rupiah per kilogram. Sementara pada pekan lalu, hasil observasi lapangan Tim Swasembada Garam Nasional menunjukkan harga meningkat menjadi 450-700 rupiah per kilogram. Tahun 2011, anggaran Pugar diperuntukkan bagi pengembangan 40 kabupaten/kota dengan sembilan sentra usaha garam. Sembilan sentra garam itu adalah Kabupaten Cirebon dan Indramayu (Jawa Barat); Rembang dan Pati (Jawa Tengah); Tuban, Pamekasan, Sampang, dan Sumenep (Jawa Timur); serta Kabupaten Nagekeo (NTT). Seperti diketahui sebelumnya, pada tahun 2010 lalu, produksi garam nasional hanya tercatat sebesar 30 ribu ton, kemudian tahun 2011 KKP membuat program PUGAR yang berhasil meningkatkan produksi garam sebesar 880.000 ton dari 1,1 juta ton. Total BLM dan Non BLM yang telah disalurkan sebesar Rp 86 miliar. Kesemuanya dikembangkan di lahan seluas 9.530 ha lahan rakyat. PUGAR telah memberdayakan 15.668 orang petambak garam yang tergabung dalam 1.684 KUGAR.
--
Komunikasi Publik
Pusat Data Statistik dan Informasi
Kementerian Kelautan dan Perikanan
Gedung Mina Bahari I lantai 3A
JL. Medan Merdeka Timur No.16
Jakarta Pusat 10110
Telp. (021) 3519070 ext. 7440
Fax. (021) 3524856
0 komentar:
Posting Komentar
Click to see the code!
To insert emoticon you must added at least one space before the code.