1. NANCY MATTHEWS EDISON (1810-1871)
Sang ibu terhenyak membaca surat ini,
namun ia segera membuat tekad yang teguh, “Anak saya Tommy, bukan anak
bodoh. Saya sendiri yang akan mendidik dan mengajar dia.”
Tommy bertumbuh menjadi Thomas Alva
Edison, salah satu penemu terbesar di dunia. Dia hanya bersekolah
sekitar 3 bulan, dan secara fisik agak tuli, namun itu semua ternyata
bukan penghalang untuk terus maju.
Tak banyak orang mengenal siapa Nancy
Mattews, namun bila kita mendengar nama Edison, kita langsung tahu bahwa
dialah penemu paling berpengaruh dalam sejarah. Thomas Alva Edison
menjadi seorang penemu dengan 1.093 paten penemuan atas namanya. Siapa
yang sebelumnya menyangka bahwa bocah tuli yang bodoh sampai diminta
keluar dari sekolah, akhirnya bisa menjadi seorang genius? Jawabannya
adalah Ibunya!
Ya, Nancy Edison, Ibu dari Thomas Alva
Edison, tidak menyerah begitu saja dengan pendapat pihak sekolah
terhadap anaknya. Nancy yang memutuskan untuk menjadi guru pribadi bagi
pendidikan Edison dirumah, telah menjadikan puteranya menjadi orang yang
percaya bahwa dirinya berarti. Nancy yang memulihkan kepercayaan diri
Edison, dan hal itu mungkin sangat berat baginya. Namun ia tidak
sekalipun membiarkan keterbatasan membuatnya berhenti.
2. JOANNE KATHLEEN ROWLING
Akan tetapi, dalam kehidupan nyata,
Rowling seperti tak henti didera masalah. Keadaan yang miskin, yang
bahkan membuat ia masuk dalam kategori pihak yang berhak memperoleh
santunan orang miskin dari pemerintah Inggris, itu masih ia alami ketika
Rowling menulis seri Harry Potter yang pertama. Ditambah dengan
perceraian yang ia alami, kondisi yang serba sulit itu justru semakin
memacu dirinya untuk segera menulis dan menuntaskan kisah penyihir cilik
bernama Harry Potter yang idenya ia dapat saat sedang berada dalam
sebuah kereta api. Tahun 1995, dengan susah payah, karena tak memiliki
uang untuk memfotocopy naskahnya, Rowling terpaksa menyalin naskahnya
itu dengan mengetik ulang menggunakan sebuah mesin ketik manual.
Naskah yang akhirnya selesai dengan
perjuangan susah payah itu tidak lantas langsung diterima dan meledak di
pasaran. Berbagai penolakan dari pihak penerbit harus ia alami terlebih
dahulu. Diantaranya, adalah karena semula ia mengirim naskah dengan
memakai nama aslinya, Joanne Rowling. Pandangan meremehkan penulis
wanita yang masih kuat membelenggu para penerbit dan kalangan perbukuan
menyebabkan ia menyiasati dengan menyamarkan namanya menjadi JK Rowling.
Memakai dua huruf konsonan dengan harapan ia akan sama sukses dengan
penulis cerita anak favoritnya CS Lewis.
Akhirnya keberhasilan pun tiba. Harry
Potter luar biasa meledak dipasaran. Semua itu tentu saja adalah hasil
dari sikap pantang menyerah dan kerja keras yang luar biasa. Tak ada
kesuksesan yang dibayar dengan harga murah
3. STEVE JOBS
Setelah menjual sahamnya, Jobs yang
mengalami kesedihan luar biasa banyak menghabiskan waktu dengan
bersepeda dan berpergian ke Eropa. Namun, tak lama setelah itu,
pemecatan tersebut rupanya justru membawa semangat baru bagi dirinya. Ia
pun memulai usaha baru yaitu perusahaan komputer NeXT dan perusahaan
animasi Pixar. NeXT yang sebenarnya sangat maju dalam hal teknologinya
ternyata tidak membawa hasil yang baik secara komersil. Akan tetapi,
Pixar adalah sebuah kisah sukses lain berkat tangan dinginnya. Melalui
Pixar, Jobs membawa trend baru dalam dunia film animasi seiring dengan
diluncurkannya film produksinya Toy Story dan selanjutnya Finding Nemo
dan The Incredibles.
Sepeninggal Jobs dan semakin kuatnya
dominasi IBM dan Microsoft membuat Apple kalah bersaing dan nyaris
terpuruk. maka, tahun 1997, Jobs dipanggil kembali untuk mengisi posisi
pimpinan sementara. Dengan mengaplikasi teknoligi yang dirancang di
NeXT, kali ini Apple kembali bangkit dengan berbagai produk berteknologi
maju macam MacOS X, IMac dan salah satu yang fenomenal yaitu iPod.
Kisah sukses Steve Jobs mengajarkan
kepada kita bahwa tidak ada kesuksesan yang instan. Penolakan dan
kegagalan seringkali mewarnai perjalanan hidup kita, tapi jangan biarkan
semua itu membuat kita berhenti.
4. MARK ZUCKERBERG
Pernah mendengar situs jaringan pertemanan Friendster ? Konon, melalui situs tersebut, banyak orang-orang yang lama tak bersua, bisa kembali bersatu, reunian, dan bahkan berjodoh. Karena itulah, situs pertemanan itu beberapa waktu lalu sempat sangat popular. Karena itu, tak heran jika setelah era suksesnya Friendster, berbagai situs jaringan pertemanan bermunculan. Salah satunya adalah Facebook.
Facebook ini sebenarnya dibuat sebagai
situs jaringan pertemanan terbatas pada kalangan kampus pembuatnya,
yakni Mark Zuckerberg. Mahasiswa Harvard University tersebut kala itu
mencoba membuat satu program yang bisa menghubungkan teman-teman satu
kampusnya. Karena itulah, nama situs yang digagas oleh Mark adalah
Facebook. Nama ini ia ambil dari buku Facebook, yaitu buku yang biasanya
berisi daftar anggota komunitas dalam satu kampus. Pada sejumlah
college dan sekolah preparatory di Amerika Serikat, buku ini diberikan
kepada mahasiswa atau staf fakultas yang baru agar bisa lebih mengenal
orang lain di kampus bersangkutan.
Pada sekitar tahun 2004, Mark yang memang
hobi mengotak-atik program pembuatan website berhasil menulis kode
orisinal Facebook dari kamar asramanya. Untuk membuat situs ini, ia
hanya butuh waktu sekitar dua mingguan. Pria kelahiran Mei 1984 itu
lantas mengumumkan situsnya dan menarik rekan-rekannya untuk bergabung.
Hanya dalam jangka waktu relatif singkat-sekitar dua minggu-Facebook
telah mampu menjaring dua per tiga lebih mahasiswa Harvard sebagai
anggota tetap.
Mendapati Facebook mampu menjadi magnet
yang kuat untuk menarik banyak orang bergabung, ia memutuskan mengikuti
jejak seniornya-Bill Gates-memilih drop out untuk menyeriusi situsnya
itu. Bersama tiga rekannya-Andrew McCollum, Dustin Moskovitz, dan Chris
Hughes-Mark kemudian membuka keanggotaan Facebook untuk umum.
Mark ternyata tak sekadar nekat. Ia punya
banyak alasan untuk lebih memilih menyeriusi Facebook. Mark dan
rekannya berhasil membuat Facebook jadi situs jaringan pertemanan yang
segera melambung namanya, mengikuti tren Friendster yang juga berkembang
kala itu. Namun, agar punya nilai lebih, Mark pun mengolah Facebook
dengan berbagai fitur tambahan. Dan, sepertinya kelebihan fitur inilah
yang membuat Facebook makin digemari. Bayangkan, Ada 9.373 aplikasi yang
terbagi dalam 22 kategori yang bisa dipakai untuk menyemarakkan halaman
Facebook, mulai chat, game, pesan instan, sampai urusan politik dan
berbagai hal lainnya. Hebatnya lagi, sifat keanggotaan situs ini sangat
terbuka. Jadi, data yang dibuat tiap orang lebih jelas dibandingkan
situs pertemanan lainnya. Hal ini yang membuat orang makin nyaman dengan
Facebook untuk mencari teman, baik yang sudah dikenal ataupun mencari
kenalan baru di berbagai belahan dunia.
Sejak kemunculan Facebook tahun 2004
silam, anggota terus berkembang pesat. Prosentase kenaikannya melebihi
seniornya, Friendster. Situs itu tercatat sudah dikunjungi 60 juta orang
dan bahkan Mark Zuckerberg berani menargetkan pada tahun ini (2008),
angka tersebut akan mencapai 200 juta anggota.
Dengan berbagai keunggulan dan jumlah
peminat yang luar biasa, Facebook menjadi ‘barang dagangan’ yang sangat
laku. Tak heran, raksasa software Microsoft pun tertarik meminangnya.
Dan, konon, untuk memiliki saham hanya 1,6 persen saja, Microsoft harus
mengeluarkan dana tak kurang dari US$ 240 juta. Ini berarti nilai
kapitalisasi saham Facebook bisa mencapai US$15 miliar! Tak heran, Mark
kemudian dinobatkan sebagai miliarder termuda dalam sejarah yang memulai
dari keringatnya sendiri.
Niat Mark Zuckerberg untuk sekadar
’menyatukan’ komunitas kampusnya dalam sebuah jaringan ternyata
berdampak besar. Hal ini telah mengantar pria yang baru berusia 23 tahun
ini menjadi miliarder termuda dalam sejarah. Sungguh, kejelian melihat
peluang dan niatan baiknya ternyata mampu digabungkan menjadi sebuah
nilai tambah yang luar biasa. Ini menjadi contoh bagi kita, bahwa niat
baik ditambah perjuangan dan ketekunan dalam menggarap peluang akan
melahirkan kesempatan yang dapat mengubah hidup makin bermakna.
TIADA KETEKUNAN YANG TIDAK MEMBAWAKAN HASIL….
5. HIRONOBU SAKAGUCHI
Sakaguchi bersama-sama Masafumi Miyamoto
mendirikan Square pada tahun 1983. Permainan-permainan pertama mereka
sangat tidak sukses. Ia lalu memutuskan untuk menciptakan pekerjaan
terakhirnya dalam industri permainan dengan seluruh sisa uang Square,
dan menamakannya Final Fantasy. Permainan ini, di luar perkiraannya
sendiri, ternyata melejit, dan ia membatalkan rencana pensiunnya. Ia
kemudian memulai kelanjutan permainan ini dan saat ini telah dibuat Tiga
belas permainan Final Fantasy. Setelah enam permainan pertama
dipasarkan, ia lebih berperan sebagai produser eksektuif untuk seri ini
dan juga banyak permainan Square lainnya.
Sakaguchi memiliki karir yang panjang
dalam industri permainan dengan penjualan lebih dari 80 juta unit
permainan video di seluruh dunia. Sakaguchi mengambil lompatan dari
permainan ke film saat ia mengambil peran sebagai sutradara film dalam
Final Fantasy: The Spirits Within, sebuah film animasi yang didasari
dari seri permainan terkenalnya Final Fantasy. Akan tetapi, film ini
ternyata gagal dan menjadi salah satu film yang paling merugi dalam
sejarah perfilman, dengan kerugian lebih dari 120 juta USD yang berujung
dengan ditutupnya Square Pictures. Sakaguchi lalu diturunkan dari
posisi eksekutif Square. Kejadian ini juga mengurangi keuangan Square
dan akhirnya membawa Square bergabung dengan saingannya Enix, menjadi
Square Enix. Sakaguchi lalu mengundurkan diri dari Square dan mendirikan
Mistwalker dengan dukungan finansial dari Microsoft Game Studios.
Pada tahun 2001, Sakaguchi menjadi orang
ketiga yang masuk dalam Academy of Interactive Arts and Science’ Hall of
Fame. Pada bulan Februari 2005 diumumkan bahwa perusahaan Sakaguchi,
Mistwalker, akan bekerja sama dengan Microsoft Game Studios untuk
memproduksi dua permainan role-playing game untuk Xbox 360.
Pelajaran berharga: Dari awal karier,
beliau banyak mengalami kegagalan, namun beliau tidak pernah menyerah
hingga akhirnya menciptakan seri “Final Fantasy” yang sangat di nantikan
kehadirannya, bahkan di puncak kariernya beliau kembali menghadapi
kegagalan melalui proyek kontroversialnya (Final Fantasy : Spirit
Whitin) yang mengakibatkan penurunan jabatan dan penutupan “Square
Pictures” hingga akhirnya pengunduran dirinya dari Square.
Namun itu bukan akhir dari beliau, tapi menjadi loncatan bagi dia untuk kembali bangkit.
6. CHARLES DARROW
Sayangnya tidak lama kemudian terjadi
krisis ekonomi yang parah. Masa depresi besar tiba! Pasangan ini
kemudian mengalami berbagai peristiwa menyedihkan dalam kehidupan
mereka. Mulai dari kehilangan pekerjaan dan mobil, rumah yang digadaikan
hingga tabungan yang kian menipis dari hari ke hari. Sang pemuda ini
mengalami frustrasi luar biasa. Ia kerap duduk termenung seorang diri.
Ia bahkan menyarankan agar istrinya meninggalkan dia. Ia merasa tidak
mampu lagi menjadi suami yang baik. Ia merasa telah gagal dalam
hidupnya.
Siapa menduga sang istri justru tidak
kehilangan harapannya sedikit pun? Sang istri yang penuh kasih sayang
ini selalu dekat dan menguatkannya. Dengan tidak bosan-bosannya ia
meyakinkan sang suami bahwa impian untuk menjadi jutawan itu belum mati
dan mereka pasti bisa mencapainya bersama-sama suatu hari kelak.
“Suamiku, kita harus tetap melakukan sesuatu agar impian kita itu tetap
hidup,” katanya berulang kali kepada sang suami. “Tetap hidup?” jawab
sang suami, “Impian kita telah mati! Kita telah gagal!”
Sang istri tetap tidak mau percaya bahwa
impian itu telah mati. Ia bahkan sama sekali tidak bersedia untuk
mengubur impian tersebut! Untuk tetap menjaga kehidupan impian tersebut
ia mengajak sang suami untuk merancang apa yang akan mereka lakukan jika
suatu saat nanti mereka menjadi jutawan. Keduanya lalu mulai melakukan
hal ini setiap kali selesai makan malam.
Waktu terus berlalu dan mereka masih saja
melakukan kegiatan yang sama hingga suatu hari sang suami mendapatkan
sebuah ide brilian: menciptakan permainan uang. Yakni barang-barang apa
saja yang akan dibeli jika seseorang memiliki “uang”, misalnya tanah,
rumah, gedung, dsb. Gagasan ini terus mereka matangkan. Mereka
menambahkan papan permainan, dadu, kartu, rumah-rumah kecil, hotel-hotel
kecil, dsb. Bisakah Anda menebak permainan apakah ini? Ya, tepat!
Permainan itu bernama monopoli. Ya, begitulah cerita bagaimana Charles
Darrow dan istrinya, Esther menciptakan permainan tersebut. Permainan
ini kemudian dijual kepada seorang pengusaha dengan harga satu juta
dolar dan impian jadi jutawan pun terwujud!
Sumber :
http://aungelsofan.wordpress.com/2010/07/14/kisah-singkat-perjalanan-hidup-orang-orang-sukses/
Sumber :
http://aungelsofan.wordpress.com/2010/07/14/kisah-singkat-perjalanan-hidup-orang-orang-sukses/
0 komentar:
Posting Komentar
Click to see the code!
To insert emoticon you must added at least one space before the code.